Media Implementasi Jaringan
Media Implementasi Jaringan
oleh : fitri rahayu
Pengertian
Perangkat
keras (Hardware) yang dibutuhkan untuk membangun sebuah jaringan komputer
yaitu, Komputer, kabel, Card Network, Hub, dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan koneksi jaringan seperti: Printer, CDROM, Scanner, Bridges, Router dan
lainnya yang dibutuhkan untuk process transformasi data didalam jaringan.
Berikut beberapa media jaringan yang biasa di gunakan di dalam membangun sebuah
jaringan, yaitu 1 kabel
Jaringan
komputer pada dasaranya adalah jaringan kabel, menghubungkan satu sisi dengan
sisi yang lain. Seiring dengan perkembangan teknologi, penghubung antar
komputer pun mengalami perubahan serupa.Teknologi jaringan komputer bisa
menggunakan teknologi kabel coaxial seperti 10BASE2 hingga fiber
optik.
Setiap
jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasi yang berbeda, ada dua jenis
kabel yang dikenal secara umum twisted pair (UTP) dan coaxial kabel, sedangkan
yang banyak digunakan KPPTI untuk membuat jaringan adalah UTP kabel (khususnya
CAT 5) serta fiber optik kabel.
Twisted Pair
Twisted
pair merupakan kabel yang di susun secara berpasangan (twist) di mana bertujuan
untuk menghilangkan efek crosstalk, banyak di gunakan untuk jaringan LAN
karena mampu mengirim bandwidth dalam jumlah besar. Kabel twisted pair terbagi
menjadi dua jenis yaitu, Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Shielded Twisted
Pair (STP). Namun dari kedua jenis kabel twisted pair tersebut yang paling
sering dan umum di gunakan dalam membangun jaringan adalah kabel UTP. Oleh
karena itu di sini kami hanya akan membahas mengenai kabel UTP saja.
Sesuai
dengan namanya kabel UTP tidak memiliki pelindung (Unshielded). UTP terdiri
dari 4 pasang (twist). Kabel UTP yang umum di gunakan di dalam jaringan adalah
UTP CAT 5 yang mampu melewatkan data dengan bandwidth 100 Mbps.
Standar Internasional
1.
Kabel
Straight
Straigh-Through cable digunakan untuk sambungan
seperti berikut :
· Sambungan dari router kepada hub/switch.
· Sambungan dari server kepada hub/switch.
· Sambungan dari workstation kepada hub/switch.
2.
Kabel
Crossover
Tabel Kabel cross menurut standarisasi T586
adalah sebagai berikut:
Crossover cable pula digunakan untuk sambungan seperti berikut :
·
Sambungan
uplink antara switch.
·
Sambungan
hub kepada switch.
·
Sambungan
hub kepada hub lain.
·
Sambungan
network terus antara dua komputer (tanpa
hub/switch).
·
Sambungan
router interface kepada router interface yang lain.
Category 1
Kabel
UTP Category 1 (Cat1) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang
didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan
sebelum tahun 1983 untuk menghubungkan telepon analog Plain Old Telephone
Service (POTS). Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang
sesuai untuk digunakan sebagai kabel untuk mentransmisikan data digital di
dalam jaringan komputer, dan karena itulah tidak pernah digunakan untuk tujuan
tersebut.
Category 2
Kabel
UTP Category 2 (Cat2) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk
mendukung komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan
data hingga 4 megabit per detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk
menghubungkan node-node dalam jaringan dengan teknologi Token Ring dari IBM.
Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat2 kurang cocok jika digunakan sebagai
kabel jaringan masa kini. Gunakanlah kabel yang memiliki kinerja tinggi seperti
Category 3, Category 4, atau Category 5.
Category 3
Kabel
UTP Category 3 (Cat3) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk
mendukung komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik.
Kabel UTP Cat3 menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4
pasang kawat yang dipilin (twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3
merupakan kabel yang memiliki kemampuan terendah (jika dilihat dari
perkembangan teknologi Ethernet), karena memang hanya mendukung jaringan
10BaseT saja. Seringnya, kabel jenis ini digunakan oleh jaringan IBM Token Ring
yang berkecepatan 4 megabit per detik, sebagai pengganti Cat2.
Category 4
Kabel
UTP Category 4 (Cat4) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk
mendukung komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik.
Kabel ini menggunakan kawat tembaga 22-gauge atau 24-gauge dalam konfigurasi
empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi.
Kabel ini dapat mendukung jaringan Ethernet 10BaseT, tapi seringnya digunakan
pada jaringan IBM Token Ring 16 megabit per detik.
Category 5
Kabel
UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk
mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per
detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat
yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah
distandardisasi oleh Electronic Industries Alliance (EIA) dan Telecommunication
Industry Association (TIA).
Kabel
Cat5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT),
hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer,
mengingat kabel serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat
lebih mahal dibandingkan dengan kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik
kelistrikan yang lebih baik, kabel Cat5 adalah kabel yang disarankan untuk
semua instalasi jaringan.
Enhanced Category 5
Kabel
ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5, yang menawarkan kemampuan
yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. Kabel ini mampu mendukung
frekuensi hingga 250 MHz, yang direkomendasikan untuk penggunaan dalam jaringan
Gigabit Ethernet, meskipun menggunaan kabel UTP Category 6 lebih disarankan
untuk mencapai kinerja tertinggi.
vCoaxial
Kabel Coaxial adalah jenis kabel yang memiliki bendwidth yang
lebih lebar jika di bandingkan dengan kabel UTP, sehingga sering di gunakan
pada instalasi jaringan broadband.
Untuk coaxial cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable
(mempunyai diameter lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter
lebih kecil).
1. Thick coaxial cable (Kabel Coaxial
“gemuk”)
Kabel
coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5,
dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna
kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick
Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai
yellow cable.
Kabel
Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan
aturan sebagai berikut:
·
Setiap
ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan
terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1
watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
·
Maksimum
3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa populated
segments.
·
Setiap
kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
·
Setiap
segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini repeaters.
·
Maksimum
panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
·
Maksimum
jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
· Setiap segment harus diberi ground.
· Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter)
· Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
2. Thin coaxial cable (Kabel Coaxial “Kurus”)
Kabel
coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan
sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi standar IEEE
802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna
hitam atau warna gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan
BNC T-connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet
atau ThinNet.Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau
C/U, jika diimplementasikan dengan T-Connector dan terminator dalam sebuah jaringan,
harus mengikuti aturan sebagai berikut:
·
Setiap
ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
·
Panjang
maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
·
Setiap
segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan(devices)
·
Kartu
jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan
transceiver, kecuali untuk repeater.
·
Maksimum
ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment). Setiap segment
sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
Panjang
minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter). Maksimum panjang kabel
dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter). Setiap segment maksimum
mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
vFiber Optic
Fiber optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta
berdiameter sebesar rambut manusia. Dan dalam pengunaannya beberapa fiber optik
dijadikan satu dalam sebuah tempat yang dinamakan kabel optik dan digunakan
untuk mengantarkan data digital yang berupa sinar dalam jarak yang sangat jauh.
1. Wirelless
Merupakan teknologi baru dalam jaringan computer tanpa menggunakan kabel tapi menggunaln frekuensi radio dapat menghantarkan dat dengan kecepatan sampai dengan 512 Mbps pada produk – produk khusus (missal militer), tetepi pada produk-produk normal umumnya transfer data adalah 2 Mbps dengan jangkauan bervariasi tergantung produk umumnya jamgkauan maksimum 15 km. Keuntungan produk ini adalah tidak adanya instalasi kabel yang rumit
2. Network
Interface Card (NIC)
Sebuah perangkat yang menghubungkan sebuah titik koneksi jaringan
seperti sebuah kompuetr atau sebuah printer jaringan ke sebuah kabel transmisi
jaringan dinamakan Network Interface Units (NIU) atau Network Interface Card
(NIC), sebuah NIU untuk sebuah komputer tunggal biasanya sebuah papan sirkuit
tercetak, atau kartu terhubung secara langsung atau dimasukkan didalam sebuah
slot dalam sistem bus. Sebuah perangkat drive sistem operasi mengontrol NIU dan
menunjukkan aksi hardware yang memindahkan paket antara NIU dan penyimpanan
utama. Sebuah NIU untuk sebuah perangkat pendukung seperti sebuah printer lebih
kompleks karena tidak bisa meneruskan pada proses dan sumber penyimpanan dari
sistem komputer secara lengkap dalam sebuah network bus, NIU memeriksa tujuan
dari alamat dari semua paket dan mengindahkan yang tak teralamatkan.
Ketika teralamatkan secara benar paket diterima, NIU menyimpan
paket dalam sebuah buffer dan membuat sebuah interupt dalam bus sistem. NIU
juga mengimplementasikan fungsi protokol Media Access Control, termasuk
mendengarkan untuk aktivitas transmisi, mendekati collisions dan mengirim.
Ulang paket – paket data dalam jaringan CSMA/CD dan menerima lalu
meneruskan token dalam jaringan token passing.
3. HUB
Hub merupakan titik knoeksi pertama antara sebuah titik koneksi
jaringan dalam sebuah LAN. Variasi Hub sangat luas dalam fungsi dan
kapabilitasnya. Hub yang paling sederhana tidak lebih dari koneksi pemasangan
terpusat pada titik tunggal dan bisanya dinamakan Wiring Concentrators.
Jaringan hub sesuai dengan perkembangan teknik mutakhir lebih
tidak dapat bekerja sama dengan fungsi routing, bridges dan switching. Hubs
untuk token ring LAN lebih sophisticated dari hub untuk tipe LAN karena mereka
harus mengenerate sebuah token ketika jaringan dimulai atau jika token asli
hilang dan sekitar jalur transmisi ulang terputus atau gagal terhubung. Jalur
transmisi yang dihubungkan ke sebuah NIU atau jaringan hub dengan standar
konektor. Konektor RJ-45 seperti konektor telepon RJ-11 kecuali lebih besar dan
menghubungkan 8 kabel, ada beberapa standard untuk konektor fiber optik
termasuk ST, SC, LT, and MT-RJ. Standar MT-RJ telah mendukung peralatan vendor
termasuk Cisco dan 3com.
Sebuah bridge, biasanya disebut sebagai sebuah repeater mengcopy
atau mengulan paket dari satu segment jaringan ke yang lainnya. Kompleksitas
dari sebuah bridges dan fungsi pasti bergantung pada perbedaan antara segement
jaringan yang terkoneksi. Bridges yang sederhana mengkoneksi segment jaringan
yang menggunakan identik kecepatan transmisi, tipe paket dan protokol. Bridge
yang lebih komplek menghubungkan segment jaringan yang tidak sama dan
menterjemaahkan format paket dan protokol jaringan .
Sebuah bridge memeriksa paket pada setiap jaringan untuk tujuan
alamat dari titik koneksi pada jaringan lain dan mencopy paket tersebut kepada
jaringan lain. Pada saat jaringan bridge memeriksa paket juga memeriksa pada
sumber alamat dan mengupdate tabel internal dari alamat titik koneksi pada
setiap segment jaringan. Bridge biasanya digunakan untuk :
·
Membangun
sebuah virtual LAN dari dua LAN yang terpisah.
·
Membagi
sebuah LAN ke dalam segment untuk meminimalkan kesempitan pada jaringan.
Design dari sebuah jaringan biasanya dibutuhkan untuk membangun
sebuah LAN yang lebih besar dari standar design yang diperbolehkan. Sebagai
contoh, 100-Mbps Ethernet LAN tidak bisa lebih panjang dari 210 meter. Jika
300-meter LAN dibutuhkan, maka 2 LAN yang lebih pendek bisa digabungkan dengan
sebuah bridge. LAN bridge biasanya disebut Virtual LAN.
Jika sebuah LAN secara rutin dipenuhi dengan trafik, keluarannya
bisa ditingkatkan dengan membagi LAN menjadi 2 atau lebih segment dan
menggabungkan segmen dengan bridge. Titik koneksi yang mempunyai volume
komunikasi yang tinggi satu dengan yang lainnya terhubung dalam satu segment
jaringan dengan meminimalkan jumlah paket yang dibutuhkan untuk melewati
bridge.
5. Route
Sebuah Router menjalankan fungsi yang sama spt sebuah bridge tapi
dilakukannya pengartian yang lebih baik. Sebuah Router secara konstan memeriksa
jaringan untuk memonitor pola dari traffic dan penambahan dari titik koneksi,
modifikasi, dan penghapusan. Router mengunakan informasi ini untuk membangun
sebuah “peta” internal dari jaringan. Router secara periodik menukar informasi
dalam internal tabel dengan router lain untuk mendapatkan pengetahuan dari
jaringan sesudahnya yang secara langsung terkoneksi. Mereka menggunakan
informasi ini untuk meneruskan paket data dari titik koneksi lokal ke penerima
yang jauh dan membuat keputusan yang terbaik ketika ada kemungkinan router yang
ganda ke sebuah penerima.
Sebuah router yang berdiri sendiri intinya adalah spesial kegunaan
komputer dengan prosessor dan penyimpanan. Fungsi routing dapat ditambahkan
didalam perangkat lain seperti LAN Hub atau kegunaan computer secara umum.
Beberapa system komputer dengan NIU ganda yang terkoneksi ke
segment yang berbeda atau jaringan bisa sebuah router jika software yang sesuai
dipasang. Software routing biasanya adalah sebuah komponen system operasi
jaringan yang standard dan mungkin atau tidak mungkin bisa difungsikan oleh
server administrator. Fungsi routing biasanya diaktifkan pada server dalam LAN
kecil untuk menghindari pengeluaran yang bertambah dari sebuah dedicated
router.
Routing bukan sebuah tugas penghitungan yang komplek, tetapi
membutuhkan kapabilitas I/O yang luas. Setiap paket jaringan hrs diperiksa dan
diteruskan. Dalam sebuah jaringan yang sibuk, volume paket dapat menghabiskan
kebanyakan atau semua dari kapasitas bus dari sebuah kegunaan kompuetr secara
dasar. Seperti sebuah load yang besar bias meninggalkan ketidakcukupan bus atau
kapasitas jaringan I/O untuk melakukan fiungsi server transfer file dan sharing
printer.
6. Switch
Sebuah switch mengkombinasikan fungsi dari sebuah bridge dan
sebuah hub. Seperti sebuah hub, sebuah switch umumnya mempunyai selusin atau
lebih koneksi input untuk komputerdan titik koneksi jaringan lainnya. Setiap
koneksi input diberlakukan sebagai sebuah LAN yang terpisah. Sebuah switch
memeriksa alamat tujuan dari setiap paket yang datang dan menghubungkan jalur
transmisi pada pengirim ke jalur transmisi ke penerima.
Switch menciptakan sebuah virtual LAN yang baru untuk setiap paket
dan menghancurkan virtual LAN setelah paket mencapai tujuannya. Switch secara
dramatis meningkatkan performance jaringan karena :
·
Switching
dilakukan didalam hardware
·
Setiap virtual LAN hanya mempunyai satu
titik koneksi pengiriman dan penerimaan, oleh karena itu
menghilangkan kepadatan.
Switching biasanya berguna untuk LAN yang menggunakan CSMA/CD.
Switch pada internal segment LAN, mengurangi atau menghilangkan collisions dan
transmisi ulang. Switch juga bisa digunakan pada bridge menggabungkan LAN dengan
segmen ganda. Seperti bridge, design jaringan harus menggabungkan jaringan
titik koneksi ke dalam LAN berdasarkan pada
pembagian traffik dalam meminimalkan jumlah dari paket yang harus
direplikasi melewati LAN. Tidak seperti briges, switch bisa berkoneksi lebih
dari 2 LAN, menciptakan virtual LAN yang lebih besar.
Media nirkabel (wireless)
Wireless
adalah jika dari arti katanya dapat diartikan “tanpa kabel”, yaitu melakukan
suatu hubungan telekomunikasi menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai
pengganti media kabel. Saat ini teknologi wireless sudah berkembang pesat,
buktinya dapat dilihat dapat dilihat dengan semakin banyaknya yang menggunakan
telepon sellular, selain itu berkembang juga teknologi wireless yang dipakai
untuk mengakses internet.
Di bawah ini : Kelebihan Wireless, sebagai mana
·
Pembagunan
jaringan yang cepat.
·
Mudah
dan murah untuk direlokasi.
·
Biaya
pemeliharaannya murah.
·
Infrastruktur
berdimensi kecil.
·
Mudah
untuk dikembangkan.
·
Sumber-sumber
file bisa pindahkan dengan mudah tanpa menggunakan media kabel.
·
Mudah
sekali untuk di-setup, dan juga handal sehingga cocok untuk pemakaian di kantor
maupun di rumah.
·
Kekurangan
wireless, dimana ada kelebihan tentunya pasti ada kekurangannya, antara lain :
Keamanan atau
kerahasiaan data data rentan.
·
Interferensi
gelombang radio.
·
Delay
(kelambatan) yang besar.
·
Biaya
peralatan rata-rata mahal.
·
Produk
dari produsen yang berbeda-beda kadang tidak kompatibel/cocok.
·
Kualitas
sinyalnya dipengaruhi oleh keadaan udara maupun cuaca, artinya kualitas dari
koneksinya saat cuaca bagus akan berbeda, saat kualitas koneksi cuaca buruk (kalau
dipakai diluar gedung/ruangan) dan dipengaruhi juga oleh batas-batas dinding
gedung atau ruangan.
·
Mahal
dalam investasinya, kalau dibanding dengan menggunakan media kabel.
· Kemungkinan penyadapan koneksinya lebih besar terjadi, jika dibandingkan dengan menggunakan media kabel.
Frekuensi yang digunakan
dalam jaringan wifi:
·
Frekuensi
2.4 GHz
Frekuensi 2.4 GHZ (2400 MHz) adalah Frekuensi atau sinyal yang
sudah sejak lama kita gunakan pada umumnya. Dengan usia yang sudag sangat lama,
gelombang ini adalah ‘area bebas’ dimana nyaris semua perangkat wireless
memakai frekuensi ini. Contoh umumnya seperti pada perngkat remote control TV,
remote control mainan, remote alarm mobil, bluetooth, dan router wi-fi salah
satunya. Sinyal frekuensi 2.4 GHz mempunyai daya cakupan yang lebih luas dan
sinyal yang lebih kuat, tetapi frekuensi ini sudah terlalu banyak penggunanya
sehingga kadang menyebabkan gangguan
·
Frekuensi
5 GHz
Gelombang 5 GHz adalah teknologi yang lebih baru sebagai jawaban terhadap banyaknya pemakain frekuensi 2.4 GHz. Selain itu saat ini perangkat yang telah mendukung frekuensi ini masih belum sebanyak perangkat yang memakai Frekuensi 2.4 GHz. Tetapi frekuensi yang lebih kuat ini mempunyai kekurangan di daya cakupan yang lebih pendek.
Protokol wireless IEEE
802.11 a/b/g/n/ac
·
IEEE
802.11
Pada Tahun 1997, IEEE
menciptakan standar wireless yang pertama bekerja pada frekuensi 2,4 GHz yang
dinamakan 802.11. Namun standar ini hanya mendukung bandwidth jaringan maksimal
2 Mbps, terlalu kecil untuk komunikasi jaringan pada saat ini. Oleh karena itu
perangkat wireless dengan standar ini tidak diproduksi lagi.
·
IEEE
802.11b
Generasi ke-1 dari standar
Wifi yang populer digunakan. IEEE menciptakan standar lanjutan yang dinamakan
802.11b pada tahun 1999 mendukung bandwidth mencapai 11 Mbps. Masih bekerja
pada frekuensi 2,4 GHz. Vendor perangkat elektronik pada umumnya lebih memilih
menggunakan frekuensi ini dikarenakan dapat menekan biaya produksi. Seperti
yang diketahui, frekuensi 2,4 GHz merupakan frekuensi radio yang tidak diatur
sehingga dapat menimbulkan gangguan dari perangkat elektronik lainnya seperti
microwave, televisi dan perangkat lainnya yang menggunakan frekuensi 2,4 GHz.
Namun hal tersebut dapat dihindari dengan mengatur jarak antar perangkat
elektronik sehingga tidak menimbulkan gangguan atau interferensi.
Router yang hanya menggunakan standar 802.11b ini juga sudah tidak diproduksi
lagi. Namun beberapa router baru masih mendukung standar ini. Standar ini,
secara teoritis mendukung bandwidth data mencapai 11 Mbps dan jangkauan sinyal
mencapai sekitar 150 kaki (+-45 Meter).
·
IEEE
802.11a
Generasi ke-2 dari standar
Wifi yang populer digunakan. Saat standar 802.11b sedang dikembangkan, IEEE
membuat ekstensi untuk standar 802.11 yang dinamakan 802.11a. Standar ini
diciptakan pada saat yang bersamaan dengan standar 802.11b. Standar ini sudah
mendukung bandwidth data mencapai 54 Mbps dan menggunakan frekuensi 5 GHz
(semakin tinggi frekuensi maka semakin pendek jangkauan sinyal). Dikarenakan
berjalan pada frekuensi yang bebeda dengan standar 802.11b, kedua teknologi ini
tidak kompatible satu sama lain. Beberapa vendor menawarkan perangkat jaringan
hybrid 802.11a/b. Namun perangkat tersebut hanya dapat menjalankan satu standar
pada satu waktu
·
IEEE
802.11g
Generasi ke-3 dari standar
Wifi yang populer digunakan. Standar ini diciptakan pada tahun 2002 dengan
menggabungkan kelebihan masing masing standar 802.11a dan 802.11b. Standar ini
mendukung bandwidth 54 Mbps dan menggunakan frekuensi 2,4 GHz yang berarti memiliki
jangkauan sinyal yang luas. Perangkat dengan network adapter yang mengadopsi
standar ini juga kompatibel dengan standar 802.11b begitu juga sebaliknya.
·
IEEE
802.11n
Generasi ke-4 dari standar Wifi yang populer digunakan. Standar 802.11n sering
dikenal dengan sebutan Wireless-N diciptakan untuk memperbaiki standar 802.11g
dalam hal jumlah bandwidth yang didukung dengan memanfaatkan beberapa sinyal
wireless dan antena (disebut dengan teknologi MIMO, Multiple in Multiple out).
IEEE meresmikan standar ini pada tahun 2009 dengan spesifikasi menyediakan
bandwidth sampai 300 Mbps. Standar ini juga menawarkan jangkauan sinyal yang
lebih baik dibandingkan standar wireless sebelumnya serta memiliki kompabilitas
dengan perangkat yang memiliki standar 802.11b/g. Standar wireless ini
beroperasi 2 frekuensi yaitu 2,4 GHz dan 5GHz
·
IEEE
802.11ac
Generasi ke-5 dari standar
Wifi yang populer digunakan. Memanfaatkan teknologi wireless dual band
mendukung koneksi secara bersamaan pada frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz. Menawarkan
kompabilitas dengan standar 802.11b/g/n serta mendukung bandwidth mencapai
1300Mbps pada frekuensi 5 GHz ditambah 450Mbps pada frekuensi 2,4 GHz
Generasi ke-6 dari standar Wifi yang populer digunakan. Standar 802.11ax, atau yang dikenal dengan Wi-Fi 6 merupakan standar yang memiliki kemampuan 4 kali lebih cepat dibandingkan dengan 802.11ac. Kecepatan yang dimiliki oleh 802.11ax ini adalah mampu mencapai 10,53 Gbps atau sekitar 1,4 GB/s untuk mengirimkan data. Standar ini menggunakan frekuensi 2.4 GHz dan 5 GHz dengan teknologi MIMO dan juga mendukung MU-MIMO. Rencananya akan disiapkan untuk standar Wi-Fi perangkat mobile atau smartphone pada tahun 2019
Daftar
pustaka :
__. __. Media Implementasi Jaringan https://1nuy4s4.wordpress.com/media-implementasi-jaringan/ diakses pada 15 januari 2021 pukul 15:37 wib
__. 2014. Computer and
Network Engineering https://ellashella24.blogspot.com/2014/05/kabel-coaxial.html?m=1 diakses
pada 15 januari 2021 pukul 15:37 wib
__.
__. Perbedaan Frekuensi WIFI 2,4 GHz 5 GHz serta Kelebihannya. https://blog.dimensidata.com/perbedaan-frekuensi-wifi-2-4-ghz-dan-5ghz-serta-kelebihannya/ diakses
pada 16 januari 2021 pukul 09:55 wib
__. 2016. Standar
Protokol Jaringan Wireless IEEE 802.11. htpps://www.nusa.net.id/blog/article/standar-protokol-jaringan-wireless-ieee-802-11/# diakses
pada 16 januari 2021 pukul 09:55 wib
Komentar
Posting Komentar