Subneting IPV4 Metode CIRD dan VLSM

 Subnetting IPV4 Metode CIRD Dan VLSM

 oleh : fitri rahayu 




Pengertian subnetting

Subnetting adalah proses untuk memecahkan atau membagi sebuat network menjadi beberapa network yang lebih kecil, atau Subnetting merupakan sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien.

Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B dan C yang sudah di atur. Dengan subnetting, maka kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis kebutuhan Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP address yang mewakili network ID dan bagian mana yang mewakili host ID. Dengan kelas-kelas IP address standart, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia : 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B dan 24 bit untuk kelas C.

Fungsi subnetting

·         Penghematan Alamat IPMengalokasikan IP address yang terbatas agar lebih efisien. Jika internet terbatasoleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000,atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

·         Mengoptimalisasi Unjuk Kerja Jaringan walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semuadevice tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil bahkan lebih kecil dari Class C address.

Tujuan subnetting

·         Untuk mengefisienkan pengalamatan jaringan misalnya untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita ingin menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 = 244 alamat yang tidak terpakai.

·         Dapat membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan artikata membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

·         Untuk mengatasi masalah perbedaan antara hardware dengan topologi fisik jaringan.

·         Untuk membuat lebih efisien alokasi Ip address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan ip adderss.

·         Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyak host dalam suatu jaringan.

·         Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang di gunakan dalam suatu network.

Konsep subnetting

Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.



Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:



Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.



Masih mengikuti analog jalan di atas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah gang adalah SUBNET, masing masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST



Terusapa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mna yang HOTS dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl gatot subroto tanpa gang yang saya tampilkan diawal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa network tersebut tidak memiliki subnet (jalan tanpa gang). SUBNET MASK DEFAULT itu untuk masing masing class IP Address adalah sbb:

CLASS

OKTET PERTAMA

SUBNET MAS DEFAULT

PRIVATE ADDRESS

A

1-127

255.0.0.0

10.0.0.0-10.255.255.255

B

128-191

255.255.0.0

172.16.0.0-172.31.255.255

C

192-223

255.255.255.0

192.168.0.0-192.168.255.255

 

1.    Subnetting Alamat IP kelas A

 

Jumlah subnet
(segmen jaringan)

Jumlah subnet bit

Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks)

Jumlah host tiap subnet

1-2

1

255.128.0.0 atau /9

8388606

3-4

2

255.192.0.0 atau /10

4194302

5-8

3

255.224.0.0 atau /11

2097150

9-16

4

255.240.0.0 atau /12

1048574

17-32

5

255.248.0.0 atau /13

524286

33-64

6

255.252.0.0 atau /14

262142

65-128

7

255.254.0.0 atau /15

131070

129-256

8

255.255.0.0 atau /16

65534

257-512

9

255.255.128.0 atau /17

32766

513-1024

10

255.255.192.0 atau /18

16382

1025-2048

11

255.255.224.0 atau /19

8190

2049-4096

12

255.255.240.0 atau /20

4094

4097-8192

13

255.255.248.0 atau /21

2046

8193-16384

14

255.255.252.0 atau /22

1022

16385-32768

15

255.255.254.0 atau /23

510

32769-65536

16

255.255.255.0 atau /24

254

65537-131072

17

255.255.255.128 atau /25

126

131073-262144

18

255.255.255.192 atau /26

62

262145-524288

19

255.255.255.224 atau /27

30

524289-1048576

20

255.255.255.240 atau /28

14

1048577-2097152

21

255.255.255.248 atau /29

6

2097153-4194304

22

255.255.255.252 atau /30

2



2.    Subnetting Alamat IP kelas B

Jumlah subnet/
segmen jaringan

Jumlah subnet bit

Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks)

Jumlah host tiap subnet

1-2

1

255.255.128.0 atau /17

32766

3-4

2

255.255.192.0 atau /18

16382

5-8

3

255.255.224.0 atau /19

8190

9-16

4

255.255.240.0 atau /20

4094

17-32

5

255.255.248.0 atau /21

2046

33-64

6

255.255.252.0 atau /22

1022

65-128

7

255.255.254.0 atau /23

510

129-256

8

255.255.255.0 atau /24

254

257-512

9

255.255.255.128 atau /25

126

513-1024

10

255.255.255.192 atau /26

62

1025-2048

11

255.255.255.224 atau /27

30

2049-4096

12

255.255.255.240 atau /28

14

4097-8192

13

255.255.255.248 atau /29

6

8193-16384

14

255.255.255.252 atau /30

2


3.    Subnetting Alamat IP kelas C

Jumlah subnet
(segmen jaringan)

Jumlah subnet bit

Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks)

Jumlah host tiap subnet

1-2

1

255.255.255.128 atau /25

126

3-4

2

255.255.255.192 atau /26

62

5-8

3

255.255.255.224 atau /27

30

9-16

4

255.255.255.240 atau /28

14

17-32

5

255.255.255.248 atau /29

6

33-64

6

255.255.255.252 atau /30

2


Ada 2 cara untuk menghitung subnetting yaitu dengan menggunakan tabel CIDR dan VLSM.

1.  CIDR (Classless Inter-Domain Routing)


FLSM (Fixed Length Subnet Mask). Satu network, kita pecah-pecah menjadi beberapa network (subnet) dimana setiap lebar subnet yang satu sama dengan lebar subnet yang lainnya. Ada juga yang menyebut CIDR, dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnetmask saja.
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A,kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.

Subnetmask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :

kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet  ke 4)



kelas B : /17 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 3 dan 4)

 kelas A : /8 sampai /30   (dengan peghitungan pada octet ke 2, 3, dan 4)

Konsep yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.


A. Menghitung Subnet Kelas C


Pada kelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4.

Misal diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu 255.255.255.192, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000.

Jumlah Subnet = 2^X (dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada octet terakhir (yang bergaris bawah) untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 2^2 = 4 subnet.
Jumlah Host per Subnet = 2^y – 2 (dimana y adalah banyaknya bineri 0 pada octet terakhir untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 2^6 – 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Untuk subnet berikutnya ditambahkan hasil dari blok subnet tersebut. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah 0, 64, 128, 192.
Kita buat tabelnya seperti berikut dengan catatan :
–          Subnet             : sesuai pada blok subnet.
–          Host Pertama : 1 angka setelah subnet.
–          Broadcast        : 1 angka sebelum subnet berikutnya.
–          Host terakhir   : 1 angka sebelum broadcast.

 


B. Menghitung Subnet Kelas B


Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan dalam perhitungan. Untuk subnetmask /17 sampai /24, perhitungannya sama persis dengan kelas C, tetapi pada kelas B terletak pada octet ke 3 saja yang digunakan. Sedangkan untuk subnetmask /25 sampai /30 perhitungannya yaitu pada octet ke 3 dan 4.

Misal diketahui suatu IP 172.16.0.0/25. Berarti subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.10000000.


Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2^7 – 2 = 126 host

Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah (0, 128)

Tabelnya menjadi :


C. Menghitung Subnet Kelas A


Pada kelas A perhitungan dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.

Misal diketahui suatu IP 10.0.0.0/16. Berarti subnetmasknya /16 yaitu 255.255.0.0, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.00000000.00000000.

Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2^16 – 2 = 65534 host

Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi Blok Subnet seluruhnya : 0,1,2,3,4, dst.

Tabelnya menjadi :



2. VLSM (Variable Length Subnet Mask)


Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnetmask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnetmask saja. Atau dengan kata lain, VLSM adalah sebuah network yang kita subnet, menghasilkan subnet-subnet yang berbeda panjang subnet masknya antara subnet satu dengan yang lain. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang.

Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan.yaitu pada LAN4 dengan 58 Host, LAN1 (26 Host), LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan masing-masing WAN 2 Host. Disini diberikan IP 192.168.1.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM.
Selengkapnya ada di Suplemen LAN.


Semoga Bermanfaat 


Daftar pustaka:

__. __. Menghitung Subnetting Metode FLSM dan VLSM https://www-webiptek-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.webiptek.com/2019/08/flsm-dan-vlsm.html?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGASA%3D#aoh=16106048251029&referrer=https%3A%2F%2fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.webiptek.com%2F2019%2F08%2Fflsm-dan-vlsm.html diakses pada 15 januari 2021 pukul 09:35 wib

__. 2020. Materi Subnetting https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-subnetting/ diakses pada 15 januari 2021 pukul 09:35 wib 





 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kelebihan dan Kekurangan Linux

Sejarah GNS3 (Graphic Simulator Network)

Perintah RM dan RF di Linux